Penularan Virus Nipah, Ini Gejala dan Cara Pencegahannya Menurut Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, hingga 18 September 2023 sebanyak dua orang meninggal dunia dari enam kasus penyakit virus Nipah yang ada tersebut.
Meski belum masuk ke Indonesia, Kemenkes melakukan peningkatan kewaspadaan di pintu masuk negara dan sudah memberikan sejumlah informasi terkait virus Nipah.
Informasi tersebut seperti cara pencegahan dan pengobatan jika terkena penyakit akibat virus ini.
Diketahui, virus Nipah mempunyai inang utama yakni kelelawar buah yang kemudian bisa ditularkan kepada manusia.
A. Cara mencegah penularan virus Nipah
Dikutip dari laman resmi Kemenkes, pencegahan penyakit virus Nipah bisa dilakukan melalui pengendalian faktor risikonya, antara lain:
- Tidak mengonsumsi langsung nira atau aren dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasinya pada malam hari. Sehingga, perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
- Hindari kontak dengan hewan ternak seperti babi atau kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka menggunakan alat pelindung diri (APD).
- Konsumsi daging ternak yang matang.
- Cuci dan kupas buah secara menyeluruh.
- Buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar.
- Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
- Bagi petugas pemotong hewan, wajib gunakan sarung tangan dan pelindung diri (APD).
- Hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi.
- Terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti membersihkan tangan secara teratur dan terapkan etika bersin.
B. Gejala terinfeksi virus Nipah
Jika terinfeksi virus Nipah, seseorang akan mengalami gejala yang bervariasi, dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat, hingga ensefalitis fatal.
Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.
Gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.
Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat.
Pada kasus yang berat, juga muncul ensefalitis dan kejang serta berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
C. Cara pengobatan
Kemenkes mengungkapkan, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyebaran virus Nipah.
Selain itu, saat ini juga belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah tersebut.
Sehingga jika mengalami sejumlah gejala yang berkaitan dengan penyakit virus Nipah dan berinteraksi dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, maka segerakan untuk datang ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Apabila didiagnosis menderita penyakit virus Nipah, maka akan dilakukan pengobatan yang bisa sejauh ini.
Dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan pengobatan yang diperlukan seperti terapi suportif dan simptomatik untuk redakan gejala yang dialami.
Demikian kami informasikan, terima kasih.
Sumber: Kompas, Kementerian Kesehatan RI
Komentar
Posting Komentar